Piramid yang ada di Garut, di Desa Sakahurip Wanaraja Garut

Selain Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.


Ini adalah salah satu bukit berbentuk seperti Piramid yang ada di Garut, tepatnya di desa Sakahurip dekat Wanaraja Garut, bukit ini mempunyai bentuk yang unik seperti Pyramid, sangat jelas terlihat keempat sisinya dan keempat sudutnya, bukit ini sudah diuji Geolistrik oleh teman-teman dari BPPT dan PVMBG, dan sudah positif bahwa di dalam bukit ini ada batuan Pyramid nya dengan susunan tanah penutup setebal 5 meter lalu batuan dan batu penyusun didalamnya terlihat berongga, Mempunyai 4 sisi dan 4 sudut bujursangkar dan mirip Pyramid, dan ujung atasnya sangat lancip Daerahnya tidak pernah longsor meskipun tidak ada pepohonannya. Diduga kuat dibalik bukit ini terdapat Pyramid terpendam.

Piramida Garut Lebih Tua dari Piramida Mesir

Katastropik Purba menemukan fakta mengagetkan sehubungan dengan misteri piramida Garut, Jawa Barat. Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung wilayah Garut lebih tua dari Piramida Giza yang berada di Mesir.

Tim Katastropik Purba sebelumnya telah melakukan penelitian intensif atas dugaan adanya bangunan berbentuk piramida di Desa Sadahurip, dekat Wanaraja, Garut, Jawa Barat.

“Dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza,” terang Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam keterangan tertulis pada 20 November 2011.

Sekadar catatan, Piramida Giza selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Piramida ini diyakini sebagai makam Firaun, Dinasti keempat Mesir, Khufu, yang dibangun selama lebih dari 20 tahun pada kurun waktu sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.


Temuan Mencengangkan

Dalam beberapa waktu ke depan, lanjut Andi, Tim Katastropik Purba akan melakukan paparan publik tentang temuan-temuannya tersebut. Tak hanya soal temuan piramida di Garut tersebut, tim ini nantinya juga akan memaparkan temuan istimewa di kawasan Trowulan, Batu Jaya, beberapa lokasi menhir di Sumatera dan lain-lain.

“Ada temuan mencengangkan tentang uji carbon dating pada 3 lapis kebudayaan di kawasan Trowulan yang terlanjur kita sebut Majapahit pada zaman sejarah masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri, Aceh, dan sekitarnya,” terang Andi.

Atas temuan ini, sambungnya, Tim Katastropik Purba akan terus berkoordinasi lintas ilmu kebumian sehubungan dengan temuan-temuan sejarah bencana-bencana lokal dan global untuk dicari mitigasinya.

Tim tersebut juga akan terus berkoordinasi dengan bidang kepurbakalaan, antropologi, arkeologi, pakar budaya, ahli sejarah dan lainnya.



Misteri Piramida Garut Berniat di Ungkap

Riset patahan aktif di Jawa Barat untuk mempelajari bencana di zaman purba berujung pada penemuan mengejutkan: keganjilan berupa struktur piramida di Gunung Sadahurip, Garut, Jawa Barat. Diperkirakan besar dan usianya melampaui Piramida Giza di Mesir -- yang diyakini sebagai makam Firaun, Dinasti keempat Mesir, Khufu, yang dibangun selama lebih dari 20 tahun pada kurun waktu sekitar tahun 2560 sebelum Masehi. Kini, misteri piramida di Garut, Jawa Barat diharapkan akan segera terkuak. Anggota Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Iwan Sumule mengatakan, sejumlah peneliti dan arkeolog asing telah menawarkan bantuan dalam proses eskavasi. "Termasuk dari Prancis, Amerika Serikat, dan Belanda menyatakan minat untuk membantu eskavasi," kata dia saat dihubungi, Selasa 29 November 2011. 

Dia menambahkan, berdasarkan hasil survei, didukung sejumlah data, termasuk hasil foto IFSAR - lima meter di atas permukaan tanah, nyata ditemukan adanya struktur piramida yang adalah buatan manusia. "Semua aspek sudah diteliti, termasuk carbon dating. 

Di Gunung Sadahurip itu menunjukkan umur batuan 10.000 tahun lebih. Artinya kalau Piramida Giza di Mesir berusia sekitar 3.000 tahun sebelum masehi, kita (Garut) 10.000 tahun," tambah dia. "Hasil tes karbon tak bisa ditipu." Besarnya pun melampaui piramida di Mesir. 

Menurut Iwan, tinggi piramida Garut diperkirakan 200 meter. "Makanya kami perkirakan, lebih tinggi dan lebih tua tiga kali lipat dari Piramida Giza di Mesir." Peradaban mana yang sedemikian maju dan bisa membangun piramida sebesar itu? "Kami eskavasi dulu, baru bisa mengetahui lebih lanjut. Ini akan menguak, peradaban masa lalu yang mengagumkan bisa berasal dari bumi nusantara," tambah Iwan. 

Ditanya soal agenda eskavasi, Iwan menjelaskan, pihaknya kini sedang berkoordinasi dengan semua pihak terkait. "Ketika semua sudah siap, baru akan melakukan eskavasi. Ini tidak gampang, tidak seperti cangkul-mencangkul tanah. Ini sangat berharga, berumur ribuan tahun," kata dia. Semua aspek, dia menambahkan, perlu dibicarakan dengan semua instansi terkait, memberikan pemahaman, bahwa di tempat tersebut ditemukan piramida. "Untuk tahap awal melalui kepala desa, mereka menerima, mudah-mudahan saat eskavasi jalan, sudah terbuka semua," kata dia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah diberi tahu soal temuan ini. 

Keberadaan piramida tersebut, Iwan menambahkan, dapat memberikan efek positif bagi masyarakat Garut dan sekitarnya, khususnya aspek ekonomi dan sosial. "Kami gembira tim peneliti mancanegara berniat langsung datang," kata Iwan. "Ini akan membalikkan semua pandangan orang terhadap dunia prasejarah."

Sebelumnya, Tim Katastropik Purba juga mengatakan, bangunan diduga piramida bukan hanya di dalam Gunung Sadahurip. Juga ditemukan di tiga gunung lain di Garut. "Hasil survei di Gunung Putri, Gunung Kaledong dan Gunung Haruman sudah bisa diambil kesimpulan bahwa ada "man made" yang diduga kuat piramida," ujar Tim.



Penelitian juga dilakukan di Gunung Padang, Cianjur, di mana batu-batu megalitikum tersebar luas di kawasan sehektare lebih. Melalui tes geolistrik, Tim menyimpulkan di situs Gunung Padang yang juga disebut sebagai peninggalan megalitikum terbesar di Asia Tenggara itu terdapat struktur punden berundak yang mirip piramida. Pada 5 November, Tim yang sama juga melansir, Gunung Klothok dan sebuah gunung di Sleman, juga diduga menyimpan struktur piramida di dalamnya. 

Gambar-Gambar Menakjubkan Piramida di Garut 

Gunung di Garut, Jawa Barat itu bernama Sadahurip. Namun, ada juga orang yang menyebutnya dengan Gunung Putri, Gunung Leutik, atau Gunung Cinta. Masyarakat lokal bahkan punya sebutan sendiri: gunung keramat. 

Bentuknya memang tak biasa. Alih-alih kerucut, bentuk puncaknya mirip bangunan piramida seperti yang ada di Mesir. Gunung Sadahurip atau Gunung Putri kini menjadi buah bibir, gara-gara Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana menemukan anomali. Diduga ada bangunan piramida buatan manusia di dalamnya. Sebutan "gunung piramida" pun sontak populer. Yang luar biasa, "piramida Garut" diperkirakan lebih besar dan jauh lebih tua dibanding Piramida Giza di Mesir. Sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi. 

Dibutuhkan proses eskavasi untuk membuktikan kebenarannya. Anggota tim, Iwan Sumule mengatakan, semua proses ilmiah dan berbagai metode yang dimungkinkan dan disyaratkan telah dilakukan di sana. Termasuk georadar dan geolistrik, juga pengujian dengan carbon dating. Hasilnya, "ini bukan alami, melainkan man made," kata dia kepada VIVAnews.com, Kamis 1 Desember 2011. Tim, dia menambahkan, juga menggunakan metode Interferometric Syntetic Aperture Radar (IFSAR). "Dihasilkan gambar yang benar-benar telanjang. Bisa dilihat, (dari gambar) yang berwarna kuning adalah batu. Sementara warna biru adalah air," jelas Iwan. 

Jika disinar, batu akan memantulkan cahaya. Itulah yang ditangkap IFSAR. Apakah sudah pernah dilakukan penggalian tanah hingga lapisan batuannya? "Sudah, cuma beberapa meter saja. Batu itu yang kami gunakan untuk tes carbon dating," kata Iwan. 

Yang menarik, dari hasil IFSAR bisa dilihat, tak hanya sekedar bentuk piramid. Di sekelilingnya juga nampak batuan, lebih pendek. "Bisa jadi itu piramida yang lebih kecil, atau spinx seperti yang ada di Mesir." Namun, apa persisnya bentuk bangunan dan peradaban mana yang membangunnya, tim belum bisa memastikan. "Kami belum melakukan eskavasi, kalau sudah, bisa bercerita banyak hal. Soal asal muasal, mengapa ada di situ, dan siapa yang membangunnya. Ada historisnya," kata Iwan.







Kapan eskavasi dilakukan?


Iwan menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi intensif dengan instansi terkait, para muspida, serta kepala desa dan masyarakat Garut. "Bahwa ada temuan fenomenal di lokasi yang dikeramatkan oleh penduduk lokal. 

Kami sedang mencoba membongkar pikiran itu, bisa dirasionalkan," kata dia. Salah satunya, Iwan menjelaskan, beberapa waktu lalu di sebuah media televisi, Kepala Desa Sukahurip -- tempat gunung berada -- menceritakan, ada banyak kilatan petir dan sinar di sekitar gunung. "Menurut kami, itu masuk akal, karena mengambil sampel di Mesir, piramida tak hanya sekedar kuburan Firaun, tapi ada teknologi di dalamnya," kata dia. 

Teknologi yang maju -- bahkan untuk ukuran masa kini misalnya, teknologi hidro, pembangkit listrik, dan ada medan magnet. Ada juga literatur yang menyebut piramid dibangun untuk mengantisipasi bah. Iwan menambahkan, tak hanya masyarakat yang skeptis terhadap temuan tim. Juga beberapa instansi terkait. "Mereka kurang peduli. 

Antara percaya tidak percaya. Padahal semua metode penelitian sudah kami lakukan, ini temuan yang sangat fenomenal," kata dia. "Harusnya kita sadar dan sangat bangga, ada peradaban besar dan tua yang berada di bumi nusantara.


Tidak ada komentar